Pada 22 Agustus 2024, Rural Advisory Services of South East Asia (RAS-SEA)  dan Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) menyelenggarakan Pertemuan Kedua Community of Paractice (CoP) yang mengangkat tema tentang “Penyuluhan Sensitif Gizi”. Acara yang diadakan secara virtual ini dihadiri oleh berbagai ahli, praktisi, dan pemangku kepentingan, yang berkumpul untuk membahas cara-cara meningkatkan peran gizi dalam pembangunan melalui layanan penyuluhan dan konsultasi.

Pertemuan ini dimulai dengan sambutan hangat dari Dr. Siti Amanah, Ketua RAS-SEA sekaligus Presiden PAPPI, yang memberikan gambaran menyeluruh tentang tujuan pertemuan tersebut. Dr. Amanah menekankan pentingnya integrasi gizi dalam layanan penyuluhan sebagai salah satu kunci utama dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Menurutnya, sektor penyuluhan harus memiliki peran yang lebih besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi.

Salah satu sesi yang paling menarik adalah presentasi yang disampaikan oleh Ibu Ni Luh Gunatri, SE, Presiden Asosiasi Pengusaha Wanita Indonesia Kabupaten Buleleng, Bali. Dalam presentasinya, Ibu Gunatri berbagi pengalaman tentang dampak positif pertanian organik terhadap perekonomian dan kesehatan masyarakat. Ia mengungkapkan bagaimana pertanian organik tidak hanya membawa manfaat bagi kesehatan individu, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan bagi masyarakat pedesaan, yang sering kali terpinggirkan dalam sistem pertanian konvensional. Strategi-strategi inovatif yang dipaparkan oleh Ibu Gunatri memberikan wawasan tentang bagaimana sektor pertanian organik dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan kesehatan masyarakat di tingkat lokal. Sesi diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Adi Firmansyah, peneliti dari CARE IPB sekaligus Pengurus PAPPI Pusat, memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berdialog lebih mendalam mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi dalam mengintegrasikan gizi ke dalam layanan penyuluhan dan konsultasi. Dr. Firmansyah memfasilitasi diskusi ini, mendorong peserta untuk berbagi pengalaman serta pandangan mereka tentang bagaimana layanan penyuluhan dapat lebih responsif terhadap kebutuhan gizi masyarakat, baik dari sisi teknis maupun kebijakan. Diskusi yang berlangsung penuh antusiasme ini menghasilkan berbagai ide dan rekomendasi praktis yang diharapkan bisa langsung diterapkan di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Rafnel Azhari, SP. MSi  menyampaikan ringkasan dari seluruh sesi diskusi dan presentasi yang telah berlangsung, menyoroti poin-poin utama serta tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh peserta dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Resume lengkap dari pertemuan ini juga dibagikan kepada semua peserta sebagai referensi untuk pengembangan kebijakan dan program-program yang akan datang. Secara keseluruhan, pertemuan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat peran gizi dalam layanan penyuluhan dan konsultasi di Asia Tenggara. Melalui kolaborasi yang terjalin selama acara, diharapkan akan terbentuk strategi dan kebijakan yang lebih holistik, yang tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Kegiatan ini membuktikan bahwa integrasi gizi dalam pembangunan tidak hanya penting, tetapi juga sangat mendesak untuk dijadikan bagian dari setiap program yang dijalankan di kawasan ini.

Sumber: RASSEA.org

2 Comments

  • Riva Collins

    November 9, 2019 - 2:07 am

    It’s no secret that the digital industry is booming. From exciting startups to need ghor
    global and brands, companies are reaching out.

  • Obila Doe

    November 9, 2019 - 2:09 am

    It’s no secret that the digital industry is booming. From exciting startups to need ghor hmiu
    global and brands, companies are reaching out.

Leave A Comment

Kabupaten Bogor, Jawa Barat
(Sat - Thursday)
(10am - 05 pm)

Sekolah Pascasarjana IPB Graduate School.